Semarang – Jawa Tengah (29/10/2022). Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang melakukan kegiatan rutin, yaitu penyuluhan kepada petani tentang pengendalian hama terpadu tanaman buah.
Pada Sabtu (29 Oktober 2022), beberapa dosen dari Agroekoteknologi Undip mendengarkan dan mencermati pengaduan dari asosiasi kelompok tani tentang masalah yang dihadapi petani, yaitu perbanyakan vegetatif buah, hal ini merupakan rangkaian dari penyuluhan di Desa Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang. Selain itu, dilaporkan juga bahwa hama dipertamanan buah menjadi kendala utama dalam budidaya buah. Menurut salah seorang petani yang bernama Masduki bahwa setelah ada serangan hama tanaman buah “terjadi penurunan produksi yang cukup tinggi. Menurut petani di Desa Kandri, “serangan hama dan penyakit dipertanaman buah durian telah terjadi beberapa tahun terakhir”.
Beberapa kelompok tani dan petani di Desa Kandri merasa “kebingungan mencari solusinya” terutama hama penggerek batang durian. Hal ini disampaikan ke sejumlah dosen pada waktu penyuluhan di balai Desa Kandri, Sabtu 29 Oktober 2022.
Disela – sela penyuluhan ketua kelompok tani Desa Kandri, juga menyampaikan keluahannya bahwa selain hama penggerek batang terdapat juga “hama penggerek buah durian” yang sering dijumpai dipertanaman buah durian. Hama penggerek buah tersebut berupa ulat yang menyerang bakal buah durian.
Tanggapan; A’isyah S. Bintang, SP. MSc., dosen Jurusan Agroekoteknologi Universtas Diponegoro bahwa permasalahan utama hama pada pertanaman durian, “serangan penggerek batang pada durian yang dikenal dengan nama ilmiah Zeuzera coffeae Ordo : Coleoptera, famili : Cossidae) dan hama penggerek buah (Hypopereqa sp.) atau gala-gala. Benar, dapat menyerang pertanaman durian”. Kalau ini terus menerus terjadi maka akan mengurangi produktivitas tanaman durian. Solusinya menurut A’isyah S. Bintang, SP, MSc. adalah “ pengendalian hama terpadu” untuk mengurangi intensitas serangan hama tersebut.
A’isyah S. Bintang, SP. MSc. kembali menjelaskan lebih lanjut mengenai pengendalian hama terpadu, akan memberikan celah dan peluang hidup bagi seluruh organisme, sehingga tercipta keseimbangan ekosistem di wilayah Desa Kandri tanpa merusak pertanaman buah petani. Tujuan dari perlindungan hama terpadu adalah untuk meminimalkan penggunaan pestisida, dengan cara menggabungkan teknik pengendalian biologis dan kimiawi.
Menurut Dr. Dian Safitri, SP. M.Si, dosen Jurusan Agroekoteknologi Undip mengatakan, keberhasilan pengendalian hama terpadu adalah keselarasan antara pengetahuan agroekologi dan komponen dasar dari pengendalian hama terpadu. Dijelaskan bahwa, pengendalian hama terpadu merupakan kebijakan pemerintah Indonesia dalam kegiatan perlindungan tanaman yang tercantum dalam UU No.12. 1992 tentang sistem produksi tanaman. Komponen pengendalian hama terpadu dengan menggabungkan beberapa teknik pengendalian terpadu antara lain: pengendalian secara kultur teknis yaitu penggunaan varietas tahan dan benih yang telah bersertifikasi sehingga layak untuk dibudidayakan, dengan menjaga kebersihan di lokasi pertanaman durian yakni dengan membuang gulma, mencabut rumput- rumput serta memusnahkan daun tanaman yang berguguran. Teknik pengendalian lain yang sering dijumpai adalah menyumbat bekas lubang gerekan dengan kain yang telah diberi insektisida sistemik dengan metode pemangkasan batang, dahan atau ranting yang rusak akibat gerekan dari penggerek batang (Zeuzera coffeae). Pengendalian alami dengan menggunakan musuh alami berupa predator ataupun entomopatogen. Selain diatas, pengendalian lain adalah menggunakan pestisida nabati dan kimia dengan dosis anjuran yang tepat. Namun, untuk penggunaan pestisida kimia harus digunakan seminimal mungkin.
Kegiatan yang dilakukan oleh tim Agroteknologi FPP Undip dilaksanakan dalam rangkaian percepatan tujuan mempertahankan populasi hama di bawah ambang batas ekonomi. Serta meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian dengan cara mengurangi penggunaan pestisida kimia. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan dapat menyeimbangakan ekosistem dan menuju pengendalian hama yang ramah lingkungan.
Recent Comments